Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan Kesehatan Mental pada Mahasiswa

 


Kecerdasan emosional (bahasa Inggrisemotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Satu studi menemukan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting. Dalam buku Daniel Goleman "Kecerdasan Emosional" dijelaskan bahwa kecerdasan emosional bertanggung jawab atas keberhasilan sebesar 80%, dan 20% ditentukan oleh IQ.

Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri. Selain itu, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, lebih mudah dipercaya, bisa beradaptasi dengan baik, bisa bergaul dan bekerjasama dalam tim, memiliki rasa tahu yang tinggi, serta memiliki motivasi yang tinggi.

Konsep mengenai kekuatan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Abraham Maslow pada tahun 1950-an. Istilah "kecerdasan emosional" kemudian muncul pertama kali dalam makalah tahun 1964 oleh Michael Beldoch dan dalam makalah tahun 1966 oleh B. Leuner berjudul Emotional intelligence and emancipation yang muncul pada jurnal psikoterapi yang bernama Practice of child psychology and child psychiatry.  Pada tahun 1983Howard Gardner dalam bukunya yang berjudul Frames of MindThe Theory of Multiple Intelligences memperkenalkan sebuah gagasan bahwa jenis kecerdasan yang umum digunakan seperti IQ, gagal dalam menjelaskan keseluruhan kemampuan kognitif. Dia kemudian memperkenalkan gagasan kecerdasan ganda yang mencakup kecerdasan interpersonal (kapasitas untuk memahami niat, motivasi dan keinginan orang lain) dan kecerdasan intrapersonal (kapasitas untuk memahami diri sendiri, untuk menghargai perasaan, ketakutan, dan motivasi seseorang).

Penggunaan istilah "EQ" (Emotional Quotient) atau kecerdasan sosial yang ada pada karya cetak yang tersebar secara publik baru pertama kali ada pada tahun 1987 dalam sebuah artikel oleh Keith Beasley di majalah British Mensa. Meski begitu, istilah kecerdasan emosional baru dipopulerkan pada tahun 1995 oleh psikolog dan jurnalis ilmu perilaku Dr. Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence – Why it can matter more than IQ. Buku tersebut selanjutnya mendapatkan popularitas yang kemudian berakibat pada kepopuleran Daniel Goleman itu sendiri. Akhir tahun 1998, artikel Goleman di Harvard Business Review berjudul "What Makes a Leader?" menarik perhatian manajemen senior di Johnson & Johnson's Consumer Companies (JJCC). Artikel tersebut berbicara tentang pentingnya Kecerdasan Emosional (EI atau Emotional Intelligence) untuk kesuksesan dalam hal kepemimpinan. Daniel mengutip beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa EI sering menjadi faktor pembeda antara pemimpin hebat dan pemimpin yang cenderung biasa saja. JJCC mendanai sebuah penelitian yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara pemimpin berkinerja unggul dengan kompetensi emosional. Hal ini mendukung pendapat dari sebuah teori bahwa dalam kompetensi sosial, kemampuan emosional dan relasional yang biasa disebut sebagai Kecerdasan Emosional, merupakan faktor pembeda dalam kinerja kepemimpinan. Tes pengukuran EI masih belum dapat menggantikan tes IQ sebagai standar metrik dari kecerdasan yang lebih umum di masyarakat dan Kecerdasan Emosional juga mendapatkan kritik mengenai peranan kecerdasan tersebut dalam kepemimpinan dan kesuksesan bisnis

 

Referensi : 

  1.  Hasanat, Nida UI (2016). "Anda Sedang Bersedih? Cobalah Tersenyum atau Tertawa... (Suatu Bukti dari Facial Feedback Hypothesis"Buletin Psikologi5 (2): 26. ISSN 2528-5858.
  2. ^ Fadhil, Sahabat (2021). "Quantum Quotient (Kecerdasan Emosional) Pada Manusia"PMII Pakuan. Diakses tanggal 2022-03-07.
  3. ^ Purnama, Indah Mayang (2016). "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika di SMAN Jakarta Selatan"Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA6 (3): 237. doi:10.30998/formatif.v6i3.995ISSN 2502-5457.
  4. ^ Selviana (2021). "Skala Kecerdasan Emosional" (PDF)Mahasiswa YAI. hlm. 2.
  5. ^ Baktio, Hari (2013). "Kecerdasan Emosi" (PDF)Pusdikmin. hlm. 19.
  6. ^ Misbach, Ifa Hanifah (2008). "Antara IQ, EQ, dan SQ" (PDF)File UPI. hlm. 5-6.
  7. ^ Priyam Dhani, Tanu Sharma (Juli 2016). "Emotional Intelligence; History, Models and Measures"International Journal of Science Technology and Management5 (7): 189–201.
  8. ^ Argyle. Social Encounters (dalam bahasa Inggris). Transaction Publishers. hlm. 121. ISBN 978-0-202-36897-9.
  9. ^ Edara, Inna Reddy (2021). "Exploring the Relation between Emotional Intelligence, Subjective Wellness, and Psychological Distress: A Case Study of University Students in Taiwan"Behaviorial Sciences11 (124): 1–20.
  10. ^ "Gardner's Theory of Multiple Intelligences"Verywell Mind (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-18.
  11. ^ "Howard Gardner, multiple intelligences and education"web.archive.org. 2005-11-02. Archived from the original on 2005-11-02. Diakses tanggal 2022-03-18.
  12. ^ Beasley K (May 1987). "The Emotional Quotient" (PDF)Mensa: 25.
  13. ^ "What is emotional intelligence (EI)? - Definition from WhatIs.com"SearchCIO (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-18.
  14. ^ "Daniel Goleman on Leadership and The Power of Emotional Intelligence - Forbes"web.archive.org. 2012-11-04. Archived from the original on 2012-11-04. Diakses tanggal 2022-03-18.
  15. ^ Goleman, Daniel (1998). "What Makes a Leader?" (PDF)Harvard Business Review: 82–91.
  16. ^ "Emotional Competence and Leadership Excellence at Johnson & Johnson: The Emotional Intelligence and Leadership Study"www.eiconsortium.org. Diakses tanggal 2022-03-18.
  17. ^ "What is Emotional Intelligence? +23 Ways To Improve It"PositivePsychology.com (dalam bahasa Inggris). 2018-11-14. Diakses tanggal 2022-03-18.
  18. ^ "Why emotional intelligence is just a fad - CBS News"web.archive.org. 2012-11-28. Archived from the original on 2012-11-28. Diakses tanggal 2022-03-18.

Komentar

Postingan populer dari blog ini